Sabtu, 23 Mei 2009

Tarbiyah Al-Aulad

Pendidikan merupakan elemen penting yang menyertai diri kita menuju titik kematangan kedewasaan. Setiap manusia memiliki sifat dasar karakter yang alami, suci dan ???. Alami, akan mengikuti realita lingkungan hidupnya. Suci, dari berbagai sifat yang tidak terpuji. ????, mungkin ia bisa mempertahankan fitrah karakternya sebagai manusia, bahkan mungkin sebaliknya.

Peran keluarga merupakan elemen terpenting dalam proses pematangan karakter seorang anak. Sebagus apapun pendidikan yang ditampilkan, disetting dan dikontrol oleh Lembaga pendidikan di luar keluarga (seperti, sekolah, pesantren, teman dll), jikalau keluarganya sendiri sama sekali tidak memperhatikan pendidikan anaknya, bahkan membiarkannya tanpa bimbingan, mungkin kerja keras yang telah diusahakan oleh sekolah misalnya, pasti hasilnya nihil.

Pernah dibuktikan oleh 2 orang pemikir yang cukup antusias terhadap pendidikan anak. katakanlah, Dr. A orang yang berpendapat bahwa pendidikan terpenting bagi seorang anak adalah Sekolah; dan Dr. B orang yang berpendapat bahwa pendidikan terpenting bagi seorang anak adalah keluarga. Kedua orang ini, bersikeras dengan argumennya masing-masing, sampai pertengkaran diantara keduanya pun tak dapat dielakkan. akhirnya keduanya memutuskan untuk menyerahkan urusan ini kepada hakim, guna mengakhiri pertikaian yang terjadi diantara mereka. Sang Hakim memberikan keputusan yang cukup bijaksana. Dia menyuruh kepada kedua orang itu untuk membuktikan argumen yang membuat mereka bertengkar.

Dr. A orang yang berpendapat bahwa pendidikan terpenting bagi seorang anak adalah Sekolah, mengundang Hakim dan Dr. B dalam acara makan malam yang diadakan dirumahnya guna membuktikan kebenaran dari argumennya. Pada hari yang telah ditentukan, Hakim dan Dr. B pun berkunjung ke rumah Dr. A. Mereka berdua terkesima ketika melihat tatanan yang begitu mempesona diperlihatkan oleh Dr.B. Bahkan mereka lebih terkesima lagi ketika melihat, yang menyiapkan itu semua, dari mulai penataan sampai penjamuan makanan adalah kucing. Para kucing melakukan itu semua dengan gaya yang sangat rapih.

Di tengah kesibukan para kucing menghidangkan makanan, timbul pertanyaan dari sang Hakim "Bagaimana mungkin ini terjadi?" Dr. A pun dengan penuh kecongkakan menjawab " para kucing itu bisa melakukan semua ini tiada lain merupakan hasil didikan yang aku berikan. bagi mereka saya ibarat sekolah yang mengajarkan kepada mereka hal yang tidak mereka dapatkan dari induknya. ini membuktikan kebenaran dari argumen yang selama ini saya katakan."

Tatapan sang Hakim tertuju kepada Dr. B.
Dr. B mengerti masud dari tatapan itu. Dr. B tak kalah fikir, sebelum berangkat dia sudah memperkirakan apa yang akan dilakukan oleh Dr. A. maka dia pun sudah mempersiapkan sesuatu. Di tengah kesibukan para kucing menghidangkan makanan, Dr. B memasukan tangannya ke dalam saku seperti mengambil sesuatu. Tak lama kemudian Dr. B pun melemparkan barang yang dia ambil dari sakunya ke tengah-tengah ruangan penjamuan. Ternyata barang yang ia lemparkan adalah beberapa ekor tikus gemuk yang kelihatan sangat mengundang selera bagi para kucing. spontan, ketika melihat tikus insting para kucing pun sebagai pemburu langsung berfungsi. Para kucing membiarkan makanan yang tengah mereka sajikan dan langsung mengejar para tikus. walhasil, suasana ruangan yang tadinya indah mempesona kini hancur berantakan.

Dengan wajah berseri-seri Dr. B pun berkata "menyiapkan makanan merupakan pendidikan yang kucing dapatkan dari sekolah, tapi mengejar tikus merupakan pendidikan yang mereka dapatkan dari induknya, di rumahnya." Sambil berdiri Dr. B pun berkata kepada Hakim "jadi siapakah yang benar?"

Dengan bijaksana sang Hakim menjawab "Tiada yang benar dan yang salah. Pendidikan keluarga maupun sekolah kedua-duanya penting untuk anak. keduanya merupakan elemen yang tidak bisa dipisahkan, bahkan saling melengkapi. kalian berdua telah membuktikan hal penting pada dunia. Pendidikan Anak harus menjadi prioritas utama bagi para orang tua, baik itu di rumah, sekolah, maupun tempat lainnya."

Dengan keputusan Hakim yang begitu bijaksana, akhirnya keduanya pun menerima kenyataan, bahwa yang dikatakan oleh Hakim memang benar adanya. Akhirnya keduanya pun berjabat tangan dan mulai menjalin Silturahmi yang telah terputus.

Bersambung...

;;
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template